Jumat, 24 Januari 2014

PENGERTIAN EDUCATION




Pendidikan di arti luas, umum adalah cara di mana tujuan dan kebiasaansekelompok orang hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pada umumnya, hal itu terjadi melalui pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir , rasa atau tindakan. Dalam arti sempit, teknis, pendidikan adalah proses formal di mana masyarakat sengaja mentransmisikan pengetahuanakumulasi, keterampilan, kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi ke yang lain,misalnya, pengajaran di sekolah.
Sebuah hak atas pendidikan telah diciptakan dan diakui oleh beberapa yurisdiksi: Sejak tahun 1952, Pasal 2 dari Protokol pertama Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia mewajibkan semua pihak yang menandatangani menjamin hak atas pendidikan. Pada tingkat global, Kovenan Internasional PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya tahun 1966 menjamin hak ini diatur dalam Pasal 13


EDUCATION PROBLEM IN INDONESIA

Role of Education in Development

Education has the task to transform and prepare the human resources development. Pace of development is always sought in tune with the demands of the times. Development of the age always raises new issues that have never thought about before. This chapter will examine the main problems of education, and the interplay between the principal serve targeted, the factors influencing the development and actual problems and ways to overcome it.

What happens if the development in Indonesia is not accompanied by the development in education?. Although his physical development is good, but what’s the point when the nation’s moral decline. If this happens, the economy would be problematic, because each person will be corruption. So sooner or later will come the day when the state and the nation is destroyed. Therefore, for prevention, education must be one of the priorities in the development of the country.
Government Education Problems and Solutions
Regarding the problem of education, the attention of our government still feels very minimal. The picture is reflected in the diversity of an increasingly complex educational problems. The quality of students is still low, less professional instructors, cost of education is expensive, even chaotic rule of the Education Act. The impact of poor education, the future of our country getting worse. This downturn may also result from an average size of budget allocations for education both at the national, provincial, and city and county.

Solving the problems of education should not be done separately, but must be taken measures or actions that are comprehensive. That is, we not only pay attention to the increase in expenditure. Because it’s useless, if the quality of human resources and quality of education in Indonesia is still low. Problems organizing Nine-year Compulsory Education is actually still a big homework for us. The fact that we can see that many in the periphery areas that do not have adequate educational facilities. With the abandonment of the nine-year compulsory education program resulted in Indonesia’s children are still many who drop out of school before completing their nine-year compulsory education. Under these conditions, when no significant change in policy, it is difficult for this nation out of the educational problems that exist, let alone survive in the competition in the global era.

Ideal conditions in the field of education in Indonesia is that every child can go to school at least until the high school level regardless of their status because that is their right. But it is very difficult to realize at this time. Therefore, at least everyone has the same opportunity to get an education. If you look at the above problems, there was an inequality between the rich and the poor. Seemed to belong only to the rich school just so that people who lack feel inferior to school and hang out with them. Plus publication of the school about scholarships is severely limited.

Free schools in Indonesia should have adequate facilities, competent faculty, appropriate curriculum, and has the administrative and bureaucratic system is good and straightforward. However, in reality, free schools are schools located in remote areas of slums and everything was not able to support the school bench which raised the question, “Is the school for free? If yes, yes fair because it is very worrying.

EDUCATION IN INDONESIA

Education in Indonesia is under the responsibility of the Ministry of Education and Culture (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanor Kemdikbud) and the Ministry of Religious Affairs (Kementerian Agama or Kemenag). In Indonesia, all citizens must undertake nine years of compulsory education which consists of six years at elementary level and three in secondary level. Islamic schools are under the responsibility of the Ministry of Religious Affairs.

Education is defined as a planned effort to establish a study environment and educational process so that the student may actively develop his/her own potential in religious and spiritual level, consciousness, personality, intelligence, behavior and creativity to him/herself, other citizens and the nation. The Constitution also notes that there are two types of education in Indonesia: formal and non-formal. Formal education is further divided into three levels, primary, secondary and tertiary education.

Schools in Indonesia are run either by the government (negeri) or private sectors (swasta). Some private schools refer to themselves as "national plus schools" which means that they intend to go beyond the minimum government requirements, especially with the use of English as medium of instruction or having an international-based curriculum instead of the national one.

PENGERTIAN PENDIDIKAN (EDUCATION)

MENURUT PARA AHLI


Plato (Filsuf Yunani, 429 SM – 346 SM)
Pendidikan adalah segala sesuatu yang membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan.

Abdullah Ibnu al-Muqaffa (Filsuf Persia, – 756)
Pendidikan adalah kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan dan mencapai peradaban yang tinggi (kesempurnaan) yang merupakan santapan akal dan rohani.

Jean-Jacques Rousseau (Filsuf Perancis, 1712 – 1778)
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

John Stuart Mill (Filsuf Inggris, 1806-1873)
Pendidikan adalah meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan untuk orang lain oleh dia, dengan tujuan mendekatakan dia kepada tingkat kesempurnaan.

John Dewey (Filsuf Amerika Serikat, 1859-1952)
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual maupun daya emosional atau perasaan ke arah alam dan sesama manusia. Pendidikan merupakan proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

Mary McLeod Bethune (Pakar Pendidikan, 1871 – 1955)
Dalam pengertian yang sempitt pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.

Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959)
Pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran (intelektual) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Edgar Dale (Pakar Pendidikan, 1900 – 1985)
Pendidikan merupakan usaha secara sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar bisa mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.

Martinus Jan Langeveld (Pakar Pendidikan, 1905 – 1989)
Pendidikan merujuk kepada berbagai usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan orang dewasa kepada anak-anak agar menuju proses pendewasaan atau lebih tepatnya membantu anak-anak agar lebih cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pendidikan tersebut merupakan suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk mengubah tabiat (behavior) manusia. Behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang. Pendidikan merupakan setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak di lapangan atau dalam kedaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.

Paulo Freire (Pakar Pendidikan, 1921 – 1997)
Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, yang melalui praktik mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.

Carter V. Good (Pakar Pendidikan, )
Pendidikan ialah 1) Seni, praktik atau profesi mengajar; 2) ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid.

Jeff Thompson (Pakar Pendidikan, 2010)
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap seorang individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan tetap dalam kebiasaan berperilaku, berfikir, dan sifatnya.

Redja Mudyahardjo (2001)
Dalam bukunya, Pengantar Pendidikan: sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan Indonesia, dikemukakan bahwa pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

PENGERTIAN PENDIDIKAN MENURUT ENSIKLOPEDIA, KAMUS, DAN UNDANG UNDANG RI

Wikipedia Bahasa Indonesia (2012)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dictionary of Psychology (1972)
Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah)yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991)
Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


SEPINTAS KILAS TENTANG EDUCATION FOR ALL MOVEMENT DAN MDGs


Pengantar

The Education for All (EFA) movement atau Gerakan Pendidikan untuk Semua adalah satu komitmen gerakan bersama yang diluncurkan oleh masyarakat dunia peduli pendidikan untuk menyediakan pendidikan dasar (basic education) untuk semua anak usia sekolah. Untuk Indenesia, jenjang pendidikan dasar meluputi satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dan satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), yakni untuk anak usia 7 sampai 15 tahun. Sementara itu, masyarakat global peduli pendidikan kemudian juga menilai penting untuk menyediakan Pendidikan Anak Usia Dini (Early Childhood Education), yakni untuk anak usia 0 – 6 tahun. Para pakar pendidikan meyakini bahwa kecerdasan anak berkembang secara optimal pada usia 0 – 6 tahun ini, yang dikenal dengan usia keemasan (the golden age).

Gerakan The Education for All (EFA) mulai diwujudkan dalam Forum Pendidikan Dunia (the World Education Forum) di Dakar pada tahun 2000. Dalam forum tersebut, 164 negara telah menandatangani kesepakatan untuk mencapai 6 (enam) sasaran EFA yang akan dicapai pada tahun 2015. Dalam forum tersebut semua pemerintahan, lembaga pengembangan, masyarakat sivil dan sektor swasta saling bekerja sama untuk mencapai 6 (enam) sasaran EFA yang telah disepakati bersama.
Sasaran EFA

Enam sasaran EFA yang telah disepakati bersama yang akan dicapai pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Sasaran 1
Memperluas dan meningkatkan perawatan dan pendidikan yang komprehensif bagi anak usia dini (PAUD), terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung.

Sasaran 2
Memastikan bahwa pada tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk etnis minoritas, memiliki akses untuk mengikuti dan menamatkan pendidikan dasar, gratis dan wajib dengan kualitas yang baik.

Sasaran 3
Memastikan bahwa kebutuhan belajar semua anak muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil terhadap pembelajaran yang tepat dan dengan program kecakapan hidup (life skill).

Sasaran 4
Mencapai perbaikan 50 persen di tingkat buta aksara pada tahun 2015, terutama bagi perempuan, dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa.

Sasaran 5
Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005, dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan pada tahun 2015, dengan fokus untuk menjamin akses perempuan penuh dan sama untuk prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik.

Sasaran 6
Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulan semua sehingga diakui dan hasil pembelajaran yang terukur yang dicapai oleh semua, terutama dalam bidang terutama dalam bidang keaksaraan, berhitung dan kecakapan hidup yang esensial.


Sumber: ©UNESCO/Justin Mott


MDGs


Dalam pada itu, jika semua pemerintah negara sedang dan telah berusaha untuk mencapai sasaran EFA tersebut, pada tahun yang sama, yakni tahun 2000, PBB dengan 193 negara anggotanya dan paling tidak bekerja sama dengan 23 organisasi internasional, telah menyepakati satu deklarasi milenium (United Nasions Millenium Declaration) dengan 8 (delapan) Millenium Development Goals (MDGs) yang akan dicapai pada tahun 2015, yaitu: 
memberantas kemiskinan dan kelaparan; 
mencapai pendidikan dasar universal, yang paling penting dari semua tujuan; 
mempromosikan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan; 
mengurangi angka kematian anak; 
meningkatkan kesehatan ibu; 
memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya; 
memastikan kelestarian lingkungan, dan 
mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. 


Template by:

Free Blog Templates